Insting bertahan hidup adalah naluri alami yang dimiliki semua makhluk hidup, termasuk manusia. Naluri ini mendorong manusia untuk mengatasi tantangan yang mengancam nyawa, seperti yang terlihat dalam berbagai kisah nyata dan fiksi. Katherine Rundell, melalui novel The Explorer (2017), menggambarkan bagaimana insting bertahan hidup dapat memengaruhi perilaku manusia dalam situasi ekstrem. Artikel ini akan membahas bagaimana teori psikoanalisis Sigmund Freud, khususnya Eros (naluri kehidupan) dan Thanatos (naluri kematian), dapat digunakan untuk memahami kisah bertahan hidup dalam novel ini serta manfaat mempelajarinya bagi kehidupan sehari-hari.
Insting Bertahan Hidup dalam Sastra: Kerangka Teoritis
Teori psikoanalisis Sigmund Freud menjadi dasar untuk menganalisis perilaku bertahan hidup dalam sastra. Eros melambangkan naluri kehidupan, yang mencakup dorongan untuk bertahan hidup, kesenangan, dan reproduksi. Sementara itu, Thanatos mencerminkan naluri kematian, yang diwujudkan melalui perilaku agresi, kehancuran, dan pengambilan risiko.
Dalam novel The Explorer, kedua naluri ini terlihat dalam perjuangan Fred, sang tokoh utama, bersama teman-temannya untuk bertahan hidup setelah pesawat mereka jatuh di hutan Amazon. Perjalanan mereka menunjukkan keseimbangan antara keinginan untuk hidup dan kenyataan menghadapi kematian.
Eros dalam The Explorer
Naluri kehidupan (Eros) tercermin dalam berbagai tindakan para karakter untuk bertahan hidup:
Mencari Keamanan: Fred segera mengambil inisiatif untuk mencari tempat perlindungan setelah kecelakaan, mengutamakan keselamatan dirinya dan teman-temannya.
Membangun Hubungan: Ketika Fred menggendong Max yang lebih muda untuk menyelamatkannya dari bahaya, tindakan ini menunjukkan pentingnya hubungan emosional dalam mendorong kerja sama dan ketahanan.
Beradaptasi dengan Keadaan: Upaya kelompok untuk memperbaiki tempat perlindungan mereka dan mencari sumber air bersih menunjukkan kemampuan mereka untuk beradaptasi dengan lingkungan yang keras.
Menghindari Bahaya: Fred dengan hati-hati menghindari air yang tidak aman untuk diminum, menunjukkan pendekatan yang cermat dalam mengurangi risiko dan memastikan kelangsungan hidup.
Thanatos dalam The Explorer
Sementara Eros mendorong kelangsungan hidup, Thanatos (naluri kematian) juga memainkan peran penting:
Menghadapi Kematian: Fred mengalami momen-momen ketakutan dan keraguan, termasuk mimpi buruk yang mencerminkan perjuangan batinnya menghadapi kemungkinan kematian.
Mengambil Risiko: Fred bersedia mencoba buah beri yang belum diketahui keamanannya, meskipun ada risiko, sebagai upaya memenuhi kebutuhan dasar kelompok.
Mengambil Kendali: Ketegasan Fred dalam membuat keputusan menunjukkan keinginannya untuk mengontrol situasi di tengah ketidakpastian.
Manfaat Mempelajari Insting Bertahan Hidup
Memahami insting bertahan hidup, seperti yang digambarkan dalam sastra, memiliki berbagai manfaat, baik secara pribadi maupun intelektual:
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah: Mempelajari bagaimana karakter seperti Fred menghadapi tantangan memberikan wawasan tentang pengambilan keputusan yang efektif dalam situasi mendesak.
Membangun Ketahanan Emosional: Memahami bagaimana Eros dan Thanatos memengaruhi perilaku manusia membantu individu mengelola ketakutan, kecemasan, dan ketidakpastian dengan lebih baik.
Mendorong Empati dan Kerja Sama: Kisah kerja sama karakter dalam bertahan hidup mengajarkan pentingnya komunikasi, empati, dan kolaborasi dalam menghadapi tantangan.
Menghargai Kompleksitas Manusia: Narasi bertahan hidup memperdalam pemahaman kita tentang naluri dasar manusia, yang membantu menghargai kompleksitas psikologi manusia.
Menginspirasi Pertumbuhan Pribadi: Ketahanan dan adaptasi yang ditunjukkan oleh karakter dalam kisah bertahan hidup dapat memotivasi pembaca untuk menghadapi tantangan hidup dengan semangat dan kreativitas.
Paralel dengan Kehidupan Nyata
Insting bertahan hidup dalam The Explorer mencerminkan kisah nyata seperti Ryker Webb, bocah tiga tahun yang bertahan hidup di hutan Montana, dan Ayub, anak empat tahun yang bertahan selama enam hari di Taman Nasional Tsavo, Kenya. Kisah-kisah ini menunjukkan bagaimana naluri dasar manusia dapat mendorong ketahanan dan adaptasi bahkan dalam situasi paling sulit.
Kesimpulan
The Explorer karya Katherine Rundell dengan cemerlang menggambarkan interaksi antara Eros dan Thanatos dalam membentuk insting bertahan hidup manusia. Melalui perjalanan Fred, novel ini menyoroti kompleksitas perilaku manusia dalam menghadapi situasi ekstrem, yang memadukan keberanian, sumber daya, dan kerentanan.
Memahami insting bertahan hidup tidak hanya memberikan pelajaran dalam sastra, tetapi juga relevan untuk kehidupan sehari-hari. Dengan meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, membangun ketahanan emosional, dan mendorong empati, wawasan ini mempersiapkan individu untuk menghadapi tantangan dengan efektif. Pada akhirnya, eksplorasi tentang insting bertahan hidup dalam kisah seperti The Explorer mengingatkan kita pada kekuatan bawaan manusia untuk bertahan, beradaptasi, dan berkembang, bahkan dalam situasi yang paling sulit.